PENGARUH INTERVENSI PENDIDIKAN KESEHATAN DAN SELF EFFICACY TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN DAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM DI KABUPATEN MANGGARAI, NTT

  • Oliva Suyen Ningsih STIKES Santu Paulus Ruteng
Keywords: Diabetes melitus, Kadar gula darah, Pendidikan kesehatan, Perilaku kesehatan, Self efficacy

Abstract

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik yang membutuhkan perubahan perilaku dan gaya hidup sepanjang rentang kehidupan. Menurut Nola J Pender, pendidikan yang diberikan pada pasien DM bertujuan memfasilitasi perubahan perilaku yang berdampak pada pengontrolan kadar glikemik dan mencegah komplikasi. Tujuan penelitian  untuk mengetahui pengaruh intervensi pendidikan kesehatan dan selfefficacy terhadap perubahan perilaku kesehatan dan kadar gula darah sewaktu pada pasien DM di Kab. Manggarai. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental pretest dan posttest dengan purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 73 responden (55 intervensi dan 18 kontrol). Hasil analisis univariat yaitu 37.0 % usia 56-65 tahun, 54.8 % berjenis kelamin wanita, 45 % bekerja sebagai petani dengan penghasilan < 1.000.000, 34.2%  pendidikan terakhir SMA, 47.9 % memiliki  IMT normal, 63 %  menderita DM ≥ 1 tahun dan 60.3 % mengkonsumsi obat antidiabetik. Hasil analisis multivariat dengan uji statistik  menunjukan bahwa terdapat pengaruh intervensi pendidikan kesehatan dan self efficacy terhadap perubahan perilaku kesehatan (pengetahuan, pola makan, aktivitas fisik, pemeriksaan gula darah, perawatan kaki) dengan p value <0.05. Intervensi pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap kadar gula darah sewaktu, p value 0.027. Berdasarkan uji paired t-test pada kelompok intervensi terdapat perbedaan pengetahuan,sikap, pola makan, aktivitas fisik, pemeriksaan gula darah, perawatan kaki dan kadar gula darah sewaktu sebelum dan sesudah intervensi dengan p value 0.000. Berdasarkan uji independent t-test terdapat perbedaan pengetahuan, pola makan, aktivitas fisik,  pemeriksaan gula darah,perawatan kaki  dan kadar gula darah sewaktu pada kelompok intervensi dan kontrol dengan p value< 0.05. Pendidikan kesehatan harus terencana, terarah, berkelanjutan serta berfokus pada perubahan perilaku dan menjadi kegiatan rutin di puskesmas (PROLANIS). Disarankan agar dilakukan pembentukan peer group khusus DM, dukungan petugas kesehatan melalui kunjungan rumah dan pemberian pendidikan kesehatan dengan melibatkan keluarga dapat memotivasi pasien DM dalam manajemen penyakit DM dan perubahan perilaku kesehatan.

Published
2017-12-20