PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP SERTA IMPLIKASI PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT) DI PUSKESMAS PAJAGAN RANGKASBITUNG TAHUN 2021

Authors

  • Rodi Widiantoro AKPER Yatna Yuana Lebak

Keywords:

Tuberkulosis, kepatuhan minum OAT, pendidikan kesehatan, sikap

Abstract

Tuberkulosis paru adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis dan merupakan infeksi paling umum di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan terhadap sikap serta implikasi perilaku kepatuhan minum OAT pada pasien TB paru. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian quasi eksperimental dengan pendekatan pretest dan posttest nonequivalent control group. Karakteristik responden mayoritas: berdasarkan umur sebanyak 45 (45,4%) responden dengan umur 16-25 tahun; berdasarkan jenis kelamin sebanyak 57(57,5%) responden laki-laki; berdasarkan pekerjaan sebanyak 66 (66,7%) responden adalah tidak bekerja dan berdasarkan pendidikan yang mayoritas SMA sebanyak 38 (38,3%).  responden. Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa ada perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan terhadap  sikap antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai p=0,000   (nilai<0,5); Ada perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan minum OAT antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan nilai (p value=0,000;<0,5). uji keseluruahan model fit stastitik diketahui bahwa variabel independen (intervensi, umur, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan ) selanjutnya pada variabel independen secara simultan memberikan akurasi yang baik untuk memprediksi perubahan sikap setelah intervensi sebesar 44,270 dengan (p value=0,000;<0,05), sedangkan variabel kepatuhan minum OAT dapat memberikan secara simultan akurasi yang baik untuk memprediksi perubahan kepatuhan minum OAT setelah intervensi sebesar 16,774 dengan (p value=0,001;<0,05).

References

Aprianiet. Al ( 2010 ). Analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan penggunaan obat anti Tuberkulosis Empat FDC (Fixed Dose Combination). Majalah Farmasi Airlangga
Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2018). Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Banten
Jumita (2014 ).Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Kepatuhan Berobat pada Pasien TB Paru yang Rawat Jalan di Jakarta .
Junita F. (2012) Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberculosis pada Pasien Tuberculosis Paru di Puskesmas Kecamatan Jatinegara
Joice S, et al. (2015). Patient and Health System DelayAmong New Pulmonary Tuberculosis Patients Diagnosed at Medical College Hospitals in Puducherry, India. International Journal of Research in Medical Sciences.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). (2011). PedomanNasional PengendalianTuberkulosis. Kemenkes RI. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2015) Tuberkulosis: Temukan, Obati Sampai Sembuh.Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta
Kemenkes, (2012) Kemenkes RI. Tuberkulosis Temukan Obati Sampai Sembuh. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian RI. 2016
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014) Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Loriana (2013), Efek Konseling Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Samarinda. Artikel Poltekkes Kota Samarinda
Nurmila dkk.,(2010), bahwa jenis kelamin laki-laki berpeluang lebih besar menderita Tuberkulosis Paru
Nurmila, Pudjiati, Dewi Lusiani, (2010). Faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakpatuhan klien minum obat TB Paru di Puskesmas Jati Makmur Pondok Gede Bekasi. Jakarta :Jurnal madya Poltekkes Jakarta III
Notoatmodjo, S. (2014). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho, (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru pada Keluarga: Jurnal Stikes RS.Baptis Vol.3,No.1.Juli 2010:19-28.
Pare (2013) Hubungan antara Pekerjaan, PMO, Pelayanan Kesehatan, Dukungan Keluarga, Diskriminasi, Dengan Perilaku Berobat Pasien TB Paru. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Rekam Medik Puskesmas Pajagan Rangkasbitung, ( 2018-2021).
Supriyono, (2011). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Pasien dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien TB Paru di BKPM Pati. Jurnal, Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.
World Health Organization. (2015) Global Tuberculosis Report , 20th Edition.Geneva (Swiss):
WHO, (2010) dalam Ignatavicius, 2013; Black J. M., 2014) International Standards for Tuberculosis Care : Diagnosis, Treatment, Public Health. . Tuberculosis Coalition for Technical Assistance (TBCTA)
World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2012. Switzerland: WHO.
World Health Organization (2011). Global tuberculosis control. WHO report 2010, 1218. http://whqlibdoc. who.int/ publications/2010/9789241564069_eng.pdf. (1 Februari 2012).

Downloads

Published

2022-06-20